Beda negara, beda pula sistem pendidikan yang diterapkan. Kalau di Indonesia anak baru biasanya diplonco, meski baru tahun ini sudah ditiadakan. Kalau di Jepang tidak boleh ada acara plonco untuk siswa baru yang berlaku sudah sejak puluhan tahun silam.
Begitu pun dengan prestasi, Kebanyakan orangtua sangat mengharapkan anak-anaknya mencapai prestasi tinggi di segala bidang. Sayang, sistem ini kerap membuat anak justru tertekan. Bukan hanya tak bisa tersaing, tetapi juga malah tidak naik kelas.
Hal itu tidak berlaku di Jepang. Menurut seorang warga negara Indonesia yang sudah 20 tahun tinggal di Jepang, Andreas Hermawan, pendidikan di sana sudah berlaku sembilan tahun, SD-SMP. Anak-anak tidak bisa memilih sekolah sesukanya, tetapi telah ditetapkan oleh pemerintah per wilayah. “Makanya SD dan SMP boleh dibilang biaya sekolah gratis. Paling cuma bayar makan siang, dan keperluan olahraga saja,” terang Andreas.
Bapak dua anak yang masih duduk di bangku kelas 6 dan 2 ini menambahkan tidak ada satu anak pun yang boleh tinggal kelas setiap tahunnya. “Pelajarannya simpel, yang kelas 1 cuma bahasa, berhitung, olahraga, seni, dan seikatsu (kehidupan sehari-hari). Untuk pekerjaan rumah ada, hanya bahasa dan berhitung,” lanjut Andreas.
Pelajaran Yang Tak Begitu Sulit
Diakui Andreas Hermawan, pelajaran yang diterima anak-anak pun tak begitu sulit. Terpenting, anak-anak bisa mempelajarinya, dan ada laporan antara guru, dan orangtua. “Betul, antara orangtua, guru, dan anak ada komunikasi melalui buku namanya RenrakuCho. Isinya laporan dari guru, juga dari orangtua, soal anak ini bagaimana. Semacam surat-suratan guru dan orangtua,” tambahnya.
“Tapi kalau untuk pemberitahuan darurat, atau acara sekolah biasanya pakai mailing list. Ini tidak terlalu berlaku bagi anak SMA,” tandasnya.
Setiap negara tentunya memiliki sistem, kalender, maupun kurikulum pendidikan dasar sendiri, termasuk di negara Jepang. SD di Jepang sendiri memiliki periode belajar selama 6 tahun. Selain itu, seluruh orang tua di Jepang wajib mendaftarkan anak mereka yang sudah berumur 6 tahun untuk bersekolah di sekolah dasar.
Kewajiban tersebut sudah diatur berdasarkan konstitusi yang ada di negara Jepang. Pasalnya, Jepang merupakan negara yang mewajibkan warga negaranya menempuh pendidikan wajib selama sembilan tahun, dengan enam tahun pertama yaitu sekolah dasar. Untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan SD di Jepang, di bawah ini adalah ulasannya.
Sistem Pendidikan SD di Jepang
Sekolah pendidikan dasar di Jepang akan berlangsung selama enam tahun dan dijadikan sebagai dasar pendidikan bagi seluruh sistem sekolah. Pasalnya, di Jepang, taman kanak-kanak tidak termasuk dalam sistem pendidikan wajib. Oleh karena itu, seluruh anak di Jepang wajib untuk bersekolah di sekolah dasar.
Bahkan konstitusi di Jepang mengatur adanya kewajiban dalam menyediakan pendidikan dan seluruh anak berhak untuk menerima pendidikan. Dengan begitu Undang-Undang Pendidikan Sekolah di Jepang mewajibkan seluruh warga negara Jepang untuk mendaftarkan anak-anak mereka sesuai dengan pendidikannya.
Baca Juga : IPB Berduka, Mahasiswi Meninggal karena Ruang Laboratorium Terbakar
Orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya sekolah dasar, dipastikan sudah berumur 6 tahun terhitung mulai dari 1 April. Sekolah dasar di Jepang akan mengelompokkan kelas berdasarkan usia anak sehingga tidak ada pengulangan berdasarkan prestasi akademik. Selain itu, bagi siswa yang cuti panjang karena sakit maupun alasan lain juga akan dikelompokkan berdasarkan usia mereka.